Senin, 10 November 2014

Kututup Harapanku, Untuk Bapak dan Ibu



        
6 agustus 2013, malam ini adalah malam ke 29 di bulan ramadhan. Rasanya baru kemarin aku memulai bulan yang penuh dengan berkah ini. Tapi ternyata semuanya sudah terlewati dengan begitu indah. Barisan sholat yang berjejer rapi, lantunan bacaan al-qur’an yang terdengar merdu dan juga teriakan anak kecil yang bersenda-gurau menunggu buka puasa tiba, akankah itu segera berlalu begitu saja? Entahlah, biar itu menjadi pertanyaan yang takkan pernah ada yang menjawabnya.
         Suara adzan berkumandang dengan indah, ku kayuh sepeda onthel (milik keponakanku) dengan semangat dan bahagia. Semangatku mengalahkan dinginnya udara malam ini, mengalahkan lelahnya kedua kakiku karena jarak antara rumah dan masjid yang lumayan jauh. Dan mengalahkan semua fikiran-fikiran buruk yang sempat menjerat fikiranku.
Sampai di masjid kudirikan sholat sunnah terlebih dahulu, karena kulihat masih banyak orang yang melakukannya. Beberapa saat kemudian iqomah mulai terdengar dan ku mulai mengatur barisan sholat bersama jamaah yang lain.
Sepertinya aku mengenal mbaknya ini. Tapi dimana,  dia begitu sholeqah. Caranya mengangkat tangan dan bertakbir, caranya ruku’,caranya sujud..begitu anggun dan khusyu’. Disela sholat tarawih,aku berfikir dan bertanya-tanya siapakah gerangan disamping kananku ini?.
Sholat tarawih usai. Berganti dengan khotib yang mulai memberikan siraman rohani dan nasehat-nasehat yang menyejukkan jiwa. Dalam diam aku berusaha memperhatikannya. Rasanya ingin sekali aku menjadi seperti dia. Caranya berdzikir memuji dan mengingat Allah membuatku terpesona dan kembali lagi pada pertannyaan sebelumnya..siapakah dia? Tausiyah pun usai. Masih saja belum kutemukan jawaban yang pasti tentang dirinya. Jamaah mulai beranjak dari tempat duduknya,termasuk wanita sholeqah yang tadi disampingku. Tak kusadari dia telah pergi. Ya Tuhan..
benarkah dia sahabatku?
Subhanallah,ternyata dia mbak Yulia temanku belajar TPA ketika masih kecil dulu. Sudah 6 tahun lebih kita tidak bertemu, pantas saja aku merasa pernah melihatnya. Tapi kenapa dia tidak mengenaliku? Mungkin saja dia pangling, samahalnya aku yang tak mengenalinya saat pertama kali melihatnya. Alhamdulillah dia baik-baik saja, sekarang dia nampak dewasa dan begitu nggun dengan busana muslimah yang ia kenakkan.
Teringat masa kecil, saat dirinya dan aku bersama-sama belajar membaca alqur’an. belajar menghafal surat-surat pendek dalam alqur’an hingga belajar menghafal do’a sehari-hari. Masih sangat jelas dalam ingatanku masa kecil yang penuh dengan kenangan itu. Sampai pada suatu ketika dia harus meninggalkanku, karena lulus SD dia harus melanjutkan sekolah di pondok pesantren. Memperdalam ilmu agama hingga 6 tahun lamanya. Aku merasa dialah anak yang paling beruntung sedunia. Karena tanpa meminta, orang tuanya sudah sangat mengetahui keinginannya, yaitu sekolah di pondok pesantren.
Sementara aku, lulus dari SD ingin sekolah dipondok pesantren tidak di ijinkan oleh orang tua. Lulus dari SMP ingin sekolah dipondok pesantren, masih juga tidak boleh. Akhirnya,kembali lagi aku sekolah disekolahan formal. Dan memendam semua keinginanku dalam-dalam.
Sampai saat ini,aku masih saja berada pada garis yang lurus. Menuruti apa yang mereka inginkan,selagi itu dalam kebaikan. Dan sampai saat ini pula, aku masih percaya merekapun menginginkan yang terbaik untuk diriku. Mereka ingin melihatku menjadi perawat. Ya itulah cita-cita mereka..
Satu tahun lagi aku lulus dari SMA, ya Tuhan..jikalau aku meminta ijin kepada ayah dan ibu untuk melanjutkan pendidikan di asrama atau di universitas islam akankah mereka mengijinkannya?
Mbak Yulia membuatku sangat iri. Sudah sangat lama aku ingin menuntut ilmu agama di pondok pesantren. Tapi sampai sekarang masih juga belum kesampaian. Ayah dan ibu memintaku untuk sekolah disekolahan formal saja. Kata mereka pondok pesantren itu tidak menjamin seseorang menjadi baik. Kamu bisa menjadi baik dan sholehah tanpa harus sekolah dipondok pesantren.
Aku hanya bisa diam dan menahan sesak didadaku. Selalu saja itu yang mereka katakan ketika aku meminta untuk disekolahkan di pondok pesantren. Dan untuk malam ini, kembali lagi aku bertemu dengan orang yang menghidupkan harapan itu. Harapan yang sudah lama aku kubur dalam-dalam. Dua tahun yang lalu, minggu yang lalu,lusa dan bahkan kemarin aku sempat berfikir untuk menuruti semua perkataan orang tuaku. Aku akan menjadi perawat serta menjadi anak yang baik dan sholeqah tanpa sekolah dipondok pesantren.
Tapi untuk malam ini, semuanya kembali terasa gelap. Keinginan itu hidup lagi. Dan harapan itu ada, segaris dengan harapanku untuk  lebih memperdalam lagi ilmu agama. Tapi bagaimana dengan ayah dan ibu. Dengan cara apalagi aku membujuk mereka.

Waktu sudah menunjukkan pukul 20:40 WIB,aku harus segera pulang. Ku kayuh secara perlahan sepeda onthel itu. Di kesendirian dalam perjalanan pulang, fikirku kembali melayang membayangkan indahnya belajar ilmu agama di pondok pesantren. Dengan santri yang baik, dengan jilbab yang terjulur lebar dengan segala macam rutinitas yang membuatku begitu ingin merasakannya.Benar-benar ingin merasakannya. Tanpa sadar, jatuhlah air bening dari kedua sudut mataku.
Ya Tuhan..permudahlah hamba dalam menuntut ilmu. Jangan biarkan hamba menjadi anak yang durhaka pada kedua orang tua hamba. Mohon bukakan pintu hati kedua orang tua hamba agar mengijinkan keinginan hamba untuk sekolah ditempat yang hamba inginkan. Ya Allah..jika takdir-Mu berkata lain, tutun hamba menjadi wanita yang baik. Rengkuh dan peluklah hamba kembali ketika hamba mulai lalai. Ya Allah..damaikanlah hamba dengan keputusan-Mu bantu hamba untuk bertahan. Dan tanamkan pada hati hamba bahwa takdir-Mu itu lebih indah dari apa yang hamba inginkan dan harapkan. Amin..

Jumat, 07 November 2014

Presentation Tentang Lemak

Yang berkenan. silahkan download filenya di http://www.4shared.com/file/IeDi5VuXce/ppt_lemak.html

Aku Ingin Jadi Sahabat Nabi, Bukan Drupadi


Sekelompok gadis muslim sedang berpose dengan salah seorang tokoh/artis pemeran antagonis dalam Mahabarata.
Seorang ibu berjilbab begitu tersanjung dan sangat senang berpose dengan salah satu tokoh dalam serial Mahabarata.
Seorang ibu berjilbab lainnya begitu setia menyaksikan arakan para pemain Mahabarata yang sedang berkunjung ke Indonesia. Wajahnya terlihat bahagia dan tersenyum spesial setelah melihat para aktor tercinta yang dianggap tampan dan berpostur itu. Dahaga terhadap kerinduan dengan tokoh idola yang selama ini hanya terbatas dilihatnya di layar kaca kini terbayar sudah setelah menatap langsung.
Tokoh Krisna kecil yang sedang memainkan seruling dan sedang mengangkat gunung dengan satu jari telah menjadi potret menawan bagi seorang anak kecil. Si anak menganggap bahwa Krisna adalah malaikat yang menjaga bumi dari kejahatan. Dia begitu ingin menjadi sosok seperti Krisna yang memiliki kekuatan tertentu.
Seorang teman memberikan komentar di status FB kami bahwa keponakannya begitu hafal dengan tokoh-tokoh Mahabarata dan yang semisalnya. Bahkan katanya ada anak berusia 3 tahun begitu ingin disamakan dengan tokoh Krisna. Dan kakaknya yang berumur 5 tahun ingin disamakan dengan tokoh Drupadi, seorang wanita cantik yang merupakan istri para Pandawa dan dianggap lambang wanita yang tegas namun berjiwa lembut.
Rasanya, anak-anak telah berhasil dicekoki dengan sebuah kisah kufur pengikis akidah yang dimainkan oleh orang-orang musyrik di India sana. Mereka telah sukses menyeret pikiran anak-anak menuju dunia hayal yang berkubang kesyirikan. Dengan hanya sekadar duduk di hadapan televisi, mereka dibuat terbius oleh oleh racun akidah tersebut.
Begitu kasihan anak-anak polos yang masih begitu belia. Mereka terbayang kekuatan-kekuatan supranatural yang bersifat fiktif dan berpusat di kerajaan langit yang dihuni dewa-dewi dan para keturunannya yang melalang buana di bumi.
***
Di salah satu sekolah dasar, seorang guru bertanya kepada para muridnya yang masih belia tentang cita-cita mereka kelak ketika sudah dewasa.
Semua murid menjawab pertanyaan sang guru:
“Dokter”
“Pilot”
“Polisi”
Jawaban para murid semuanya seputar profesi tersebut.
Hanya ada satu anak yang jawabannya begitu berbeda. Lain dari yang lain. Para murid yang lain menertawakan jawabannya yang terdengar aneh.
Apakah anda mengetahui cita-cita anak tersebut?
Marilah mendengar jawaban dari lisannya yang begitu sederhana:
“Aku pribadi begitu ingin menjadi sahabat (sahabat nabi -ed)”
Begitu kaget sang guru mendengar jawaban ini sambil menuturkan:
“Sahabat? (Bukan itu yang kumaksud)”
Murid itu pun menjawab dengan begitu polosnya:
“Mama setiap hari, sebelum aku bobo, mengisahkan aku kisah-kisah gemilang para sahabat. Mereka itu mencintai Allah (dan Allah pun mencintai mereka). Demikian pula yang diajarkan papa.”
Sang guru pun terdiam.
Di balik cita-cita anak tersebut terdapat sosok ayah dan bunda yang hati dan jiwanya berlapis dahsyatnya iman maka jadilah cita-cita yang mereka damba adalah cita-cita yang melesat jauh meninggalkan hinanya dunia.
Sang ibu adalah wanita yang jiwanya jelita dengan ilmu syar’i hingga jadilah ia pelopor perkembangan sang anak. Ia ajarkan anaknya untuk mencintai para sahabat nabi yang merupakan salah satu pondasi aqidah ahlussunnah wal jama’ah.
Inilah warisan para salaf. Mereka saling mewariskan cinta yang menyurga, mencintai sosok yang dijamin surga oleh Allah. Para salaf mengajarkan anak-anak mereka mencintai Abu Bakr, Umar, ‘Ali, Usman dan lainnya sebagaimana mereka mengajarkan anak-anak mereka al-Qur-an.
Imam malik bertutur:
كان السلف يعلمون أولادهم حب أبي بكر و عمر كما يعلمون السورة من القرآن
“Dahulu para salaf mengajarkan anak-anak mereka mencintai Abu Bakr dan Umar sebagaimana mengajarkan surat dalam Al-Qur-an.” (Syarah Ushul I’tiqad Ahlussunnah, Juz 7 hal. 1240)
Kedua orang tua tadi begitu paham bahwa mereka adalah pemegang kekuasaan di rumah sehingga mampu mengambil keputusan tentang hal terbaik yang akan diberikan untuk anaknya.
Dan ini sebagai tanggung jawab terhadap pendidikan akidah di surga mini mereka. Mereka berhasil menularkan akidah cinta yang terarah bahwa para sahabat Nabi adalah sosok yang wajib dicintai.
“Sungguh, aku ingin menjadi sahabat Nabi, bukan Drupadi.”
____
Kebun Nanas, Jakarta Timur, Dzulhijjah 1435 H.
==============
Copas dari status Fachriy Aboe Syazwiena via Bima Mulyanto

Kisah Memilukan Seorang Gadis Karena Cinta Sebelum Menikah

Pantai 03
Sebuah kebohongan yang dimuntahkan oleh zaman adalah keinginan seorang gadis untuk mengenal pendamping hidupnya sebelum menikah. Berjalan bersamanya supaya lebih mengenalnya dari dekat adalah kwitansi tagihan yang akan dibayar oleh gadis dari saku kehormatan dan kesuciannya. Zina tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan dengan mukaddimah. Sarana paling berbahaya sekaligus paling mudah adalah omong kosong seperti tersebut di atas, yang hanya dipercaya oleh pemuda dan gadis dungu. Kedunguan telah membuat orang yang akan mengobatinya menjadi berputus asa.
Inilah kisah  seorang gadis yang menikah yang didahului lewat telepon. Dengarkan kisah yang dia ungkapkan:
“Aku mengenalnya melalui percakapan telepon. Hubunganku dengannya berlangsung kurang lebih satu tahun. Selama itu dia melontarkan kata-kata cinta penuh mesra, sehingga dia berhasil menguasaiku dengan kata-katanya. Pembicaraan-pembicaraan silih berganti. Kejadian-kejadian yang terburu-buru, diselingi oleh foto diriku yang kuberikan kepadanya agar dia melihatku sebelum menikahiku. Lebih dari itu, ak ukeluar bersamanya hanya sepuluh menit saja.
Aku lupa bahwa Islam membolehkan melihat wanita yang dilamar dengan ketentuan-ketentuan dan adab-adab. Dia menikahiku. Malam pertama hanyalah perbincangan yang menjemukan, sekedar membunuh waktu. Aku tidak tahan memikulnya. Aku berdiri disampingnya tanpa bisa memahaminya. Mengapa dia berpaling dan melengos? Selama sepuluh hari aku hidup bersamanya dibawah bayang keputusasaan. Aku bertanya, sementara air mataku mendahului ucapanku. Ada apa denganmu? Apa yang kamu pikirkan? Mana janji-janjimu? Kamu anggap apa diriku dalam hidupmu? Setelah menarik nafas, dia mengangkat kepalanya seraya berucap, “Menikahimu adalah kesalahan terbesar. Wanita yang mau keluar bersamaku pasti dia mau keluar bersama orang lain. Maaf aku tidak menginginkanmu sebagai pendamping hidupku dan ibu bagi anak-anakku”
Dia menceraikanku, dan untuk seterusnya aku harus memikul kepedihan sendiri. Musibah ini benar-benar membuatku terpukul. Betapa berat beban deritaku ketika impian berubah menjadi malapetaka. Kebahagiaan berubah menjadi air mata. Kebahagiaan dan cinta berubah menjadi mimpi di siang bolong. Inilah kisahku. Gambaran yang menyedihkan, sekaligus pemandangan yang memilukan. Dia merampas impianku, bahkan menguburnya setelah air mataku yang hangat dan berharga habis bercucuran.
Saudariku para gadis, dirimu bukan untuk sembaran laki-laki. Engkau hanya untuk seorang laki-laki, yaitu suamimu. Dia akan mencarimu seolah-olah engkau adalah mutiara tersembunyi yang sulit untuk diraih oleh seorang pemuda. Mutiara-mutiara berharga yang tersembunyi didasar lautan. Dan barangsiapa ingin mengambilnya, maka dia mesti berhadapan dengan ombak. Sebuah ungkapan menyatakan, “Barangsiapa menginginkan permata, maka dia harus membayar mahal.” [Ukhti Fits Tsanawiyah, hal.40-43]
Dikutip dari buku: Waspadalah Putriku, Serigala Mengintaimu!, Khalid Abu Shalih, Penerbit Elba
Artikel www.KisahIslam.net

Rabu, 05 November 2014

Antara Kamu dan Puisi



Mungkin aku ngga bisa mencintai kamu, seperti aku mencintai puisi.
Tapi bukan berarti kalau kamu ngga penting buat aku. Jujur saja akhir-akhir ini rinduku selalu bertuan padamu.
Karena kita berada diruang dan waktu yang ngga sama, akhirnya aku memutuskan untuk menikmati rindu ini lewat puisi.

Pernahkah kamu bertanya didalam hati, mengapa cintaku padamu tak sebanyak  aku mencintai puisi. Alasannya adalah karena puisi bisa menyampaikan bahasa rinduku padamu saat kamu ngga ada. Sampai akhirnya ketika kamu membaca goresan ini kamu akan merasakan bahasa rindu yang sama pula.
Kamu ngga perlu khawatir,
selama aku masih bias memainkan penaku selama itu pula aku akan berbicara denganmu, meski taka da satu katapun yang terucap dari mulutku.
Selama tangan ini masih bias menggoreskan tinta hitam diatas putih, kamu ngga akan pernah benar-benar kehilangan sosok aku dari hidupmu.
Karena sampai nanti coretan yang aku buat akan selalu tertuju padamu. Dan semua itu akan aku bahasakan dengan puisi.
Dengan kata lain, puisi adalah jalan dimana aku menapaki rindu dalam mencintaimu.. to be continue..

Semangatku Melumpuh

Sudah lama sekali aku tak berpuisi. Dan tiba-tiba saja aku ingin menulis sebuah coretan lalu menghapus sebuah impian
Mungkin terlalu lama aku berangan didalam mimpi. Mungkin juga aku adalah manusia yang tak menyadari batas kemampuannya.
Harapan yang dulunya membuatku semangat. Kini dia juga yang menghujamku dengan penderitaan dan kekecewaan. Dan perlahan semangatku melumpuh.
Asal kalian tau..Sebenarnya aku tak mau jika harus menyerah,tapi keadaan yang memaksaku untuk itu
Aku gagal.. itulah yang ingin aku tulis. Aku punya mimpi dan aku tak bisa dalam menggapainya. Apa kalian paham?
Tentu saja tidak! Tiga per empat dari kalian hanya pura pura peduli. Wajah terbahak yang disembunyikan oleh sandiwara air mata.
Tak peduli berapa kali aku mencoba.Tak peduli seberapa keras aku berusaha.. kenyataannya  masih sama.
Sedangkan kalian yang terlihat main-main. Dengan mudahnya menyentuh mimpi kalian masing-masing. Jujur saja ada sedikit iri di dada ini.
Kucoba menepisnya dengan sebuah kalimat ‘mungkin ini adalah takdir’ dan inilah  yang dinamai dengan garis hidup manusia yang tak dapat di usik sedikitpun. Yaa..mungkin seperti itu.
Ku maafkan diriku sendiri
Karena aku benar lelah dan tak habis berfikir..Apa yang harus ku lakukan..
Pulang??
Akankah mereka menerimaku atau malah membuangku?
Mati??
Dengan apa aku harus mati?
Bangkit lagi??
Jujur..aku sudah tak bisa.. memang mudah untuk kalian bicara. Tapi tau kah kalian berapa kali aku terjatuh, dan berapa kali mencoba bangkit??
Ini semua membuatku tak lagi mempercayai kemampuanku sendiri.
Satu hal yang ada di otak ku saat ini adalah
Kenyataan yang sebenarnya bahwa aku tak bisa. Benar-benar tak bisa seperti yang lainnya.. pergilah kalian ketempat yang kalian inginkan dan jangan pedulikan.
Hingga kuputuskan untuk menyukai dua kata.. dua kata yang sekarang membuatku tidak lebih baik namun aku percaya padanya
Yaitu AKU MENYERAH

01, November 2014 21:32

Jumat, 24 Oktober 2014

Aku Takut

takut jatuh..
takut cinta..
aku takut jatuh cinta..
dan sekarang mungkin aku merasakannya, aku katakan "mungkin" karena sampai saat ini aku tak mengetahui apa itu cinta.
bahagianya aku saat melihatmu secara diam-diam
berbicara denganmu saat pelajaran usai
dan membaca pesanmu yang singkat tapi manis
menggemaskan sekali ketika aku mulai merindumu. sedikit tak bertemu ingin rasanya hari ini cepat berlalu dan hari esok cepat datang.

Apakah Adil Bagimu?

apakah adil bagimu jika aku menumpahkan keluhku?
apakah adil bagimu jika aku menumpahkan tangisku,meski rindu initak pernah bertuan padamu.
sementara satu saypmu patah dan terluka
jika ini salah, maka marahlah padaku
benar! ini tidak adil.
tapi bukan maksudku mematahkan sayapmu yang tinggal separuh
menjumpaiku ketika tak punya pundak untuk bersandar.
bukan sebuah kebetulan kan?
jika kau merasa terluka, apa ini salahku?

Makalah tentang Penyakit Keturunan




MAKALAH BIOLOGI
Penyakit-penyakit yang Berhubungan dengan Faktor Keturunan
Description: http://akpermus.ac.id/images/logo.pngMakalah ini di buat untuk memenuhi tugas
mata kuliah Biologi








Disusun Oleh:
1.      Eky Ugi Yartiwi Meileni
2.      Fajar Laksita dewi
3.      Farida Purnamasari
4.      Intan Mutia P
5.      Nanda Agus Savitri Retnoningrum
6.      Nurul Ismiati
7.      Rishan Muhammad Mahfud
8.      Ruti Emayanti
9.      Sholikah
10.  Susi Susanti

AKADEMI KEPERAWATAN MAMBA’UL ‘ULUM SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Kamis, 16 Oktober 2014

Makalah Perawatan Luka



MAKALAH PERAWATAN LUKA
KDM  I
Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas
mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia 1

http://akpermus.ac.id/images/logo.png






                Disusun Oleh:
1.      Eky Ugi Yartiwi Meileni
2.      F. Laksita dewi
3.      Farida Purnama Sari
4.      Intan Mutia P
5.      Nurul Ismiati
6.      Nanda Agus Safitri Retnoningsih
7.      Rishan Muhammad Mahfud
8.      Ruti Emayanti
9.      Sholikah
10.  Susi Susanti

Makalah Biokimia "Lemak"



MAKALAH BIOKIMIA
Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas
mata kuliah
Biokimia

http://akpermus.ac.id/images/logo.png








Disusun Oleh:
1.      Eky Ugi Yartiwi Meileni
2.      F. Laksita dewi
3.      Farida Purnamasari
4.      Intan Mutia P
5.      Nanda Agus Savitri Retnoningrum
6.      Nurul Ismiati
7.      Rishan Muhammad Mahfud
8.      Ruti Emayanti
9.      Sholikah
10.  Susi Susanti

AKADEMI KEPERAWATAN MAMBA’UL ‘ULUM SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2014/2015

seperti ini kan?

hidup akan sangat melelahkan jika waktumu hnya kau habiskan untuk mnyenangkan orang lain. selalu berusaha membuat org lain mnyukaimu..
tnpa menyadari itu adalah hal yg sia-sia.. karna akan selalu ada orng yg tdk mnyukaimu.
berubahlah..
jgn perhatikan.
tk peduli org lain suka atau tdk. asalkan itu kebenaran, mka tak ada yg perlu dikhawatirkan.. :)


Benang Hitam





Jujurnya sang rembulan itu terpancar
Hitamnya malam tak jera hilang
Setiap waktu berlaju dalam orbitnya selalu
Kau benang hitam..
Kesempurnaanmu membuatku membisu
Bergemuruh dalam diam yang semu