Sabtu, 12 Maret 2016

Berhenti

Aku berhenti menamaimu semisal senja,
Karena jingga tak mampu lagi mewarnai sutra langit
Ia telah rapuh, luruh bersama hujan disetiap masa
Semesta juga lelah, mengurai ratusan isyarat yang ternyata hanya sebuah penghabis waktu..
Satu dua kata tidak akan cukup men sejajarkan garis suka dan kecewa
Tapi keduanya didamaikan oleh cinta, sejumlah kalimat utuh yang tidak hanya dituliskan dan dilisankan.. melainkan dirasakan..


Tak Pernah Tertulis

Kau tau apa yang unik dari persahabatan?
Disana memang tidak ada perjanjian hitam diatas putih yg menjelaskan tentang pasal pasal yg berisi ayat perintah untuk saling memahami, saling mengerti dan saling berbagi.
Tapi disana, akan selalu ada perjanjian tidak tertulis yg justru lebih mengikat.
Seorang sahabat akan terikat kuat satu hati dengan hati yg lain.
Didalamnya tidak ada paksaan dan tidak akan ada kepura-puraan.
Semuanya akan berjalan dengan nyaman selama perjanjian tak tertulis itu masih aman ditempatnya.
Yang tak terlihat belum tentu tak ada. Tapi yang terlihat tidak ada, akan benar benar menjadi tak ada jika ia diabaikan.
Begitu juga dgn persahabatan.
Sebuah kesetiaan akan selalu dihancurkan oleh penghianatan.
Kesemuanya itu memang tdk tertulis, tapi itu terasa dan sakitnya jelas nyata.
Kembali pada peraturan awal. Dalam persahabatan tidak ada paksaan.
Biarlah tinggal ia yg masih ingin tinggal,
Biarlah pergi ia yg ingin pergi...

Di Luar Jangkauanku

Entah ini februari ke berapa setelah aku mengenalmu
Tapi rasa dari setiap tetes hujan dihari harinya masih tetap sama
Sepi dan rumit, bahkan melebihi rumitnya soal persamaan linear dua variabel dan logaritma
Asal kamu tau, Tersakiti oleh kamu memang sudah sering
Tapi hati tak akan pernah terbiasa
Kita memang berada diruang yang sama
Tapi dihatimu tak akan pernah ada ruang untukku sekedar menyapa
Kita memang saling bicara
Tapi bahasa dariku tak pernah benar benar kau dengar
Karena kau selalu bercerita perihal dia_mu
Dan dengan segala waktu yang telah ku berikan, Tidak mungkin kamu tidak tahu
Hanya saja kamu terlalu pintar untuk berpura pura bodoh tentang perasaanku
Biar..
Biar saja seperti ini, biar takdir yang menjawab segalanya..

Karena jika aku bertanya pada otakku, jelas kamu berada diluar jangkauanku..