Selasa, 17 Februari 2015

Akhwat Sholehah



Senin, 16 Februari 2015

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرِ.
 “Segala puji bagi Allah, yang membangunkan kami setelah ditidurkanNya dan kepadaNya kami dibangitkan.”
Terdengar suara ayam berkokok tapi mata masih sangat malas untuk terbuka. Ku raih ponsel yang terletak diatas meja disamping tempat tidur. Kemudian melihat jam yang tertera sudah pukul 05:15 am Astaghfirullah aku kesiangan. Secepatnya aku bergegas mengambil air wudhu dan menunaikan ibadah sholat subuh. Selesai sholat aku termenung sejenak memikirkan kehidupan yang telah ku jalani selama ini dengan sedikit sekali rasa syukur didalamnya. Tiba-tiba terlintas salah satu nasihat dari ustadz yang pernah ku dengar
“Salah satu kunci wanita masuk surga adalah dengan menjaga sholat 5 waktunya”
 Astaghfirullah..apakah saat ini kunci syurga gagal kudapati? Jika seperti ini terus, kapan aku bisa menjadi akhwat sholehah yang bisa membuka pintu syurga dengan kunci yang ada ditangannya. Tanpa terasa airmata menetes dengan derasnya. Terlintas juga nasihat dari salah satu teman kampus beberapa waktu yang lalu.
“Wanita sholehah itu yang menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya, yang bersabar dalam ketaatan dan kemaksiatan, serta yang berkorban untuk islam dan umat..”
Lagi-lagi airmata ini tak mau berhenti. Terlihat sangat jelas bahwa cerminan diri sangat jauh sekali dengan kata “Akhwat Sholehah”. Terekam segala bentuk perbuatan yang berlawanan dengan ciri-ciri yang harus terpenuhi, masih belum mampu menjalan perintah Allah meski itu dalam hal yang sangan pokok misalnya, sholat 5 waktu sering diakhir waktu. Belum lagi perintah berhijab yang belum terlaksana dengan benar, baik niat maupun pelaksanaannya. Astaghfirullah.. mampukah diri ini menanggung sebegitu banyaknya dosa yang ada.
Dengan langkah gontai aku menuju dapur dan mulai mengambil beras untuk dimasak hari ini. Rasanya malas sekali untuk melakukannya, tapi jika tidak dilakukan bakal menahan lapar seharian. Selanjutnya adalah acara mencuci piring dan menyapu lantai, tentu saja masih dengan perasaan malas dan mengeluh. Bawaannya pengen suudzon terus sama hidup. Kadang berfikir kenapa ini terlalu berat bahkan terkadang berfikir melebihi itu..sungguh bersyukur itu mudah tapi kenapa susah..ya Allah..
Hari ini jadwalnya pergi kekampus sebentar, meski yang lain libur. Tapi ini musti tetap masuk gara-gara ada beberapa proposal yang masih harus dikonsultasikan..Sebagai bentuk tanggung jawab karena telah mengikuti organisasi mahasiswa yang ada di kampus. Jadi mau ngga mau harus ikhlas dan terus belajar untuk ikhlas. Seperti biasa, jika naik speda motor slalu ngebut takut telat. Sesampainya dikampus eh ternyata temen yang diajak janjian malah belum datang. Sambil nunggu aku duduk dikursi yang ada disebelah ruang tata usaha. Disana ada pak satpam dan ada dosen PAI, salah satu dosen favoritku J. Beliau sangat sabar dan bijaksana, dan akhirnya kami berbincang-bincang sebentar mengenai perkembangan organisasi kampus. Dan beliau meminta beberapa file terkait dengan kegitan yang telah dan hendak dilaksanakan. 20 menit sudah terlewati sampai akhirnya pada topic pembicaraan yang aku sukai, yakni “Akhwat Sholehah”.
“Pak, maaf sebelumnya tapi saya ingin bertanya. Menurut bpak, sebenarnya wanita sholehah itu yang bagaimana?” aku bertanya dengan sedikit perasaan takut.
“Kalau menurut bpak, wanita sholehah itu salah stunya adalah yang mampu menjaga kehormatannya baik sebelum menikah ataupun stelah menikah (hnya untk suami). Sperti itu mbak..”
“Oh begitu, lalu pak mengenai hal “menikah” saya sering mendengar istilah ‘khitbah’ itu yang bagaimana ya pak?”
“Kalau mudahnya, khitbah itu seperti melamar mbak. jadi seorang wanita yang sudah dikhitbah oleh seorang laki-laki, ia tidak boleh menerima lamaran dari laki-laki yang lain. Tapi tetap saja khitbah itu tidak boleh dijadikan alasan untuk melanggar batasan antara wanita dan laki-laki. Karena khitbah belum menghalalkan yang haram.” Beliau menjelaskan panjang lebar. Tapi hanya ini yang saya ingat.
“Terima kasih njih pak, atas jawabannya”
“Kog tiba-tiba tanya soal hal ini, apa mbak sudah ada gambaran ihkwan’y hayoo..”
“Hehe..belum sih pak, buat pengetahuan sja. Kalo masalah itu insha Allah stelah lulus nanti sja.” Jwabku malu-malu..hehe
Stelah menunggu 20menit lebih, akhirnya teman yang ditunggu datang juga. Sekaligus sebagai akhir dari perbincanganku dengan pak dosen yang membuat pikiranku cerah kembali. Alhamdulillah.. terima kasih njih pak atas ilmu dan nasihatnya pagi ini. Pikirku dalam hati…




Tidak ada komentar:

Posting Komentar